Sistem Pernafasan/Respirasi Pada Hewan Vertebrata Dan Invertebrata
RESPIRASI PADA HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA
Oksigen
diperlukan oleh semua organisme karena berfungsi sebagai akseptor hidrogen dan
akseptor elektron terakhir dalam proses pernafasan sel, bagi organisme yang
aerob tanpa oksigen produksi energi akan terhenti. Karbondioksida merupakan salah satu
sampah metabolisme terbesar yang berasal dari oksidasi karbohidrat, lemak dan
protein yang
harus dibuang dari dalam tubuh organisme.
Hewan
bernafas dengan mengambil O2 dari lingkungannya dan mengeluarkan CO2 sebagai
sampah dari metabolisme selnya.
Protozoa
dan hewan rendah lainnya kecuali Cephalopoda proses respirasinya cukup
dengan difusi artinya regulasi pengambilan O2 dan penggunaannya
masih belum memadai.
Difusi
pasif pada respirasi tergantung pada :
-
Konsentrasi O2
-
Sifat-sifat dari permukaan tempat
berdifusi
-
Suhu lingkungan.
Kecepatan
pengambilan O2 dari lingkungan tergantung pada kecepatan
penggunaan O2 pada proses pernafasan sel, artinya jika oksidasi bertambah
O2 banyak diperlukan akibatnya sel selalu kekurangan O2, terjadilah difusi
O2 dari lingkungan.
Sebaliknya
CO2 selalu bertambah didalam sel akibat dari proses oksidasi, dan
konsentrasi CO2 dalam sel lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi
CO2 di lingkungannya. Biasanya
difusi CO2 ke lingkungannya lebih cepat dari pada difusi O2 dari
lingkungan ke tubuhnya.
Ventilasi(rongga
aliran udara/air) agar selalu memperoleh udara atau air yang segar terjadi
dengan berbagai cara, misalnya dengan menggunakan silia, dan kontraksi kaki
ambulakral (Echinodermata).
Pada
Annelida sistem pembuluh darah telah sangat berkembang dan mempunyai pigmen
pernafasan, O2 diambil oleh kulit atau struktur semacam insang. Cacing
laut membuat lubang mempunyai mekanisme untuk mengalirkan air sepanjang
tubuhnya.
1. Respirasi Pada Mollusca
Mollusca
hidup di berbagai habitat seperti di laut, air payau, air tawar atau di darat.
Sehingga memiliki berbagai mekanisme respirasi. Mollusca yang hidup di laut
bernafas dengan insang. Aliran air arahnya berlawanan dengan arah aliran darah,
hal ini menyebabkan peng-ambilan O2 oleh insang menjadi lebih efisien.
Siput
pulmonata air tawar tidak mempunyai insang tetapi mempunyai rongga mantel yang
dimodifikasi menjadi paru-paru. Mollusca yang hidup di pantai juga bernafas
dengan udara, tetapi masih dapat bernafas dengan air.
Gastropoda
yang hidup di daerah pasang surut pada waktu air pasang dapat menyimpan udara
dengan mantelnya sehingga dapat bernafas terus sedang insang tidak berfungsi
kecuali pada air yang mengalir.
Pada
Gastropoda yang hidup di pantai, untuk menghindari penguapan ketika air surut,
dilengkapi operkulum yang dapat menutup rapat lubang rumahnya jika
tubuhnya ditarik ke dalam.
2. Respirasi
Pada Arthropoda
(Chelicerata dan Insecta)
Arthropoda
merupakan golongan hewan yg berhasil menghuni daratan, karena memiliki
eksoskeleton yang tidak dpt ditembus oleh air melindungi dirinya dari
kekeringan. Chelicerata
tingkat rendah yang hidup di air (Limulus) bernafas dengan insang buku,
sedangkan yang tingkat tinggi (bangsa laba-laba atau Arachnida) bernafas dengan
paru-paru buku.
Insang
buku (book gills) terjadi karena eksvaginasi dari permukaan luar tubuhnya
(kiri-kanan tubuhnya) masing-masing terdiri atas 100 lembaran tipis. Ventilasi
disebabkan karena gerakan otot yang menggerakkan insang secara ritmis. Paru-paru buku (book
lungs) merupakan invaginasi dari permukaan tubuh dan di dalamnya membentuk
helaian-helaian dalam sebuah rongga, yang memiliki lubang keluar (spirakel). Pada beberapa jenis spirakel
dapat membuka dan menutup untuk mencegah kehilangan air pada beberapa jenis
yang lain otot dapat menggerakkan paru-paru buku sehingga terjadi ventilasi
udara.
Pernafasan
pada Arachnida hanya
dilakukan oleh paru-paru buku, sehingga jika paru-paru buku dipotong pernafasan
akan berhenti. Beberapa jenis Arachnida seperti
serangga mempunyai sistem pernafasan dengan trakea. Sistem trakea merupakan sistem
untuk mengambil O2 dari udara, mendistribusikan-nya keseluruh tubuh dan
mengeluarkan CO2.
Beberapa
jenis larva serangga yang hidup di air mempunyai insang trakea (tracheal gills)
atau insang rektum (rectal gills).
Serangga
yang habitatnya air di sekitar spirakel terdapat plastron (daerah yang
berserabut halus tempat menyimpan lapisan udara).
3. RESPIRASI PADA ARTHROPODA (Crustacea)
Crustacea
bernafas dengan insang yang sangat efisien dilengkapi dengan mekanisme untuk
ventilasi air yang konstan. Insang
udang merupakan insang luar yang banyak mengandung pembuluh darah dengan
selaput yang tipis sehingga mudah terjadi pertukaran gas secara difusi. Biasanya insang terletak pada
ruangan (branchial chamber) yang dilengkapi dengan penutup (karapaks).
Modifikasi
insang tergantung pada lingkungannya, semakin tinggi kemmpuan hidup di darat
insang akan direduksi. Contoh:
-
kepiting yang hidup di daerah low tidal mempunyai
26 buah insang, di
zona intertidal mempunyai 18 buah insang,
sementara
yang hidup di pantai 12 buah insang.
Pada
beberapa kepiting darat terjadi sirkulasi udara pada rongga insang dan insang
merupakan tonjolan pada rongga insang yang berfungsi untuk pertukaran gas. Kecepatan ventilasi berbeda-beda
tergantung kepada jenis dan lingkungannya. konsentrasi CO2 akan menaikkan
ventilasi pada beberapa jenis udang, tapi pada jenis yang lain ventilasi akan
menjadi berkurang.
Berikut adalah Sistem Respirasi Hewan Vertebrata :
1.
Pada
pisces (ikan),
Organ
respirasinya adalah insang, insang juga berfungsi untuk ekskresi dan transpor
garam-garam. Tapi beberapa ikan dapat bernafas dengan kulit. Oksigen yang larut dalam air sangat
rendah, sehingga diperlukan banyak air melalui insang. Aliran air pada
insang berlawanan dengan aliran darah.
Darah
mengalir masuk dasar filamen insang melalui sebuah arteri dan mengalir melalui
lamel sekunder dalam pembuluh kapiler.
Keadaan
ini sangat bermanfaat karena darah dapat mengabsorpsi O2 semaksimal mungkin.
Pada
Chondrichthyes ventilasi disebabkan karena tekan-an dimuka insang dan tarikan
dari belakang insang. Mekanisme
ventilasi pada ikan yang selalu berenang disebabkan arus air masuk ke mulut
yang disalurkan ke belakang. Cara ini dapat terlihat pula pada ikan Hiu dan
Tuna.
Ikan
lain misalnya gabus, lele, dan ikan betok mempunyai alat tambahan yang
memungkinkan pertukaran gas dari udara.
Ikan-ikan
ini dapat hidup di air yang kotor dan mengambil udara untuk mencukupi kebutuhan
O2.
2. Pada
Amphibia,
Pada
stadium larva pernafasan berlangsung melalui insang yang terbentuk dari
perluasan epithelium pharynk. Pada katak dewasa bernafas dengan paru-paru,
tapi belum sebaik paru-paru mamalia.
Katak
juga dapat bernafas dengan kulitnya, dengan syarat kulit dalam keadaan basah.
3. Pada Reptilia
Kebanyakan
reptil mempunyai paru-paru yang masih sederhana. Pembuluh
trakea mempunyai penebalan sirkuler dari tulang rawan. Pada sejenis bunglon terdapat
kantung udara pada rongga tubuhnya yang berhubungan dengan paru-parunya seperti
pada aves, sehingga tubuh bunglon dapat membesar.
Seperti
amphibi, reptil mempunyai tipe respirasi sbb:
-
Pernafasan paru-paru
-
Pernafasan kulit (untuk yang hidup di
air)
Ventilasi
paru-paru pada reptil sangat penting dalam proses pertukaran gas. Udara masuk karena rongga dada membesar
dengan bantuan tulang rusuk. Jadi
inspirasi dilakukan secara aktif sedang ekspirasi secara pasif karena paru-paru
sifatnya elastis.
Pada
jenis bunglon,
bernafas mulai dari ekspirasi, jika udara didorong ke luar paru-paru, kemudian
diikuti oleh inspirasi yang cepat. Paru-paru mengembang, dan dibiarkan
sementara, kemudian terjadi proses pernafasan berikutnya.
4. Pada aves (burung),
Burung
merupakan hewan yang metabolismenya sangat tinggi, karena itu konsumsi O2nya
sangat tinggi.untuk mengimbanginya burung mempunyai cara ventilasi yang sangat
efisien karena mempunyai struktur paru-paru yang berkembang. Salah satu perbandingannya adalah
mempunyai kantung udara
yang mengisi berbagai bagian tubuh yaitu di antara rongga tubuh, otot dan
bahkan dalam tulang anggota.
Kantung
udara merupakan pelebaran dari bronki yang mengisi kira-kira 80 % rongga tubuh.
Trakea mempunyai penebalan sel rawan berupa cincin. Jika otot interkosta luar
berkontraksi, tulang rusuk bergerak ke luar (ke depan) sedangkan tulang dada
bergerak ke bawah, hal ini menyebabkan rongga dada bertambah besar. Tekanan di rongga dada-perut turun
dan terjadi pengisapan udara masuk paru-paru dan kantung udara.
Paru-paru
burung tidak mempunyai alveoli. Paru-paru dibentuk oleh pembuluh-pembuluh
bronkial, yang terbesar satu buah disebut mesobronkus. Mesobronkus berhubungan dengan
bronkus primer. Dari mesobronkus keluar dua set bronki sekunder yaitu bronkus
sekunder anterior dan bronkus sekunder posterior. Bronki
sekunder membentuk paru-paru burung dan dibangun sejumlah besar parabronki (±
1000 buah) dengan diameter ± 0,5 mm.
Pada
parabronki terdapat kapiler dan disinilah tempat terjadinya pertukaran gas. Udara mengalir melalui parabronki
baik pada waktu inspirasi atau pada ekspirasi, karena itu paru-paru burung lebih
efisien dari paru-paru mamalia.
Udara
pada parabronki dengan mudah O2 nya berdifusi ke pembuluh darah. Sewaktu burung terbang membutuhkan
udara lebih banyak O2. Gerakan sternum secara ritmis pada waktu terbang
membantu menambah ventilasi udara.
Jadi
secara otomatis burung pada waktu terbang paru-parunya dapat menyerap
O2 lebih banyak daripada waktu tidak terbang.
5. Pada mamalia
Adanya
diafragma merupakan sumbangan yang besar untuk pernafasan mamalia yang
memerlukan banyak O2 karena aktivitas dan kecepatan metabolismenya tinggi. Paru-paru mammalia terletak di
rongga dada di dalam selaput pleura.
Jika
otot radial dan otot melingkar diafragma berkontraksi, diafragma turun dan
volume rongga dada bertambah besar.
Pada
mammalia udara masuk paru-paru melalui lubang hidungyang berfungsi sebagai
saringan dan juga memanaskan udara pernafasan. Dari
rongga hidung masuk faring dan juga terbuka ke rongga mulut. Dari faring masuk trakea. Epiglotis
melindungi agar makanan tidak masuk ke laring dan trakea pada waktu menelan. Laring merupakan pangkal
tenggorok dan dapat menghasilkan suara karena terjadi getaran pada selaput
suara (vocal cord).
·
Inspirasi
Selama
inspirasi rongga intratoraks bertambah besar. Gerakan diafragma menyebabkan 75
% bertambah besar pada nafas biasa.
Pada
manusia waktu inspirasi diafragma turun 1-5 cm menyebabkan rongga dada
bertanbah dan terjadi perbedaan tekanan lebih besar antara udara luar dan
rongga intratoraks. Karena itu paru-paru mengembang karena menghisap udara ±
500 ml. Pernafasan dengan penggunakan diafragma disebut pernafasan perut. Membesarnya rongga dada dapat pula
dengan kontraksi otot interkosta. Yang menyebabkan tulang rusuk terangkat.
Dengan demikian rongga dada akan bertambah volumenya. Pernafasan ini disebut
pernafasan dada.
·
Ekspirasi
Tekanan
intratoraks bertambah karena diafragma dan tulang rusukkembali kepada kedudukan
semula. Hal ini menyebabkan udara di
paru-paru didorong keluar karena tekanan intratoraks bertambah dan elastisitas,
paru-paru itu sendiri.